19.5.17

Berkunjung ke Kediri


Kediri ? Mungkin jika mendengar kata tersebut pikiran kita melayang pada tahu. Memang kota Kediri identik dengan tahu maka dari itu Kediri sendiri dijuluki sebagai kota tahu. Namun, bukan hanya tahu loh. Banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi. Ini pengalaman gue waktu mengunjungi Kediri dengan menggunakan kendaraan umum.

Memang di tempat gue kerja banyak bis lalu lalang, dikarenakan jalan bypass umum kali ya. Dari bis jurusan Solo, Yogyakarta, hingga Tulungagung. Banyak pokoke. Gue penasaran pergi ke Kediri waktu itu, soalnya menurut info tempat wisatanya bisa diakses dengan angkutan umum. Tempat tujuan gue ke Kediri ialah goa Selomangleng. Jadi ada 2 bis yang bisa dinaiki, yang biasanya ramai PO Harapan Jaya dengan armada bis yang banyak, yang satunya kalo gak salah PO Sumber Selamat. Setelah sampai kota Kediri hati-hati ya, bukalah google map. Minta turun di lampu merah perempatan jalan Veteran dan jalan Selomangleng. Hanya 20 rebu kok tiket bis Surabaya-Kediri. Setelah turun dari bis gue tolah-toleh kok gak onok lyn lewat. Akhirnya gue jalan kaki (bodohnya gue), setelah separuh jalan barulah ada lyn lewat arah goa Selomangleng. Mestinya gue sabar ya !? Tapi karena sudah separuh ya gue terusin, daripada bayar 2x soalnya ada rencana untuk mengunjungi taman bunga matahari. Jarang ada lyn di Kediri dikarenakan lyn sepi penumpang, saran gue kalo gak mau jalan kaki, pas nunggu lyn yang sabar ya boss (hanya 4 rebu kok) ! Sesampainya di taman bunga matahari kok gue menyaksikan bunga matahari yang unik !? Warnanya hitam, gosong semua !? Mungkin terlalu lama di wajan jadinya gosong. Haha.... Wah....Bunganya mati semua, bukan karena dimasak loh ya tapi pas waktu itu musim hujan dan bunga matahari gak boleh keseringan kena air. Sad story....

Gosong !? Kelamaan masaknya.
Kecewa, akhirnya gue lanjutkan aja perjalanan ke goa Selomangleng. Dalam perjalanan ini ada universitas Kediri loh. Mau kuliah ? Gak kok, cerita doang. Cuss lanjut ceritanya. Waktu mendengar goa Selomangleng pikiran gue waktu itu goa yang bisa dimasuki dan menjelajah ke dalam, ternyata ini bukan sekedar goa tapi kawasan goa. Beda loh ya ! Soalnya di sini ada kolam renang, panggung kesenian, bahkan museum Airlangga yang menyimpan koleksi seni jaman batu.

Mampir mau kuliah.
Cuss.... tujuan pertama gue jelas museum Airlangga dulu, di sini kita dapat menyaksikan banyak penemuan arkeologi dan arca batu jaman Mataram Hindu, dengan merogoh kocek seribu rupiah kita sudah bisa masuk menyaksikan peninggalan kuno. Di depan pintu masuk diberi arca penjaga pada kanan dan kiri pintu. Tulisan museum Airlangga dibuat dari kayu dan ditempel di depan pintu masuk. Dalam museum ini banyak peninggalan kuno seperti arca berukuran besar, yoni, Samsu** S8, TV 32 inch.... Ngawur !? Pokoke banyak deh, kurang begitu paham tentang peninggalan sejarah. Pokoknya bagi pecinta sejarah cocok banget untuk datang ke museum ini. Penasaran sama arca batu dan peninggalan lainnya ? Klik link ini Museum Airlangga.

Selfie sama batu soalnya jomblo.
Setelah puas berkeliling museum, gue lanjutkan menuju ke goa Selomangleng. Penamaan goa ini berasal dari Selo artinya batu dan Mangleng artinya menggantung. Ternyata goa ini cukup kecil dan hanya bisa dimasuki sekitar 10 orang, itu pun kita desak-desakan. Konstruksi goa ini tidak terlalu menjorok ke dalam sehingga memudahkan orang yang ingin melihat ke dalam. Dalam ketenangan cahaya matahari kita bisa melihat ukiran relief di sekitar dinding goa. Goa ini terbagi menjadi 3 bagian, sebelah kanan digunakan untuk meletakan sesaji dan dupa sedangkan sebelah kiri digunakan dewi Kilisuci di untuk bertapa. Aroma sesaji dan dupa ini membuat suasana sekitar goa menjadi mistis, sehingga ada juga pengunjung yang takut masuk ke goa loh !? Kita juga bisa memutar naik ke atas goa ini, tapi gak ada apa-apa cuman ada muda-mudi yang pacaran. Bikin jomblo baper aja nih.....

Kawasan Goa Selomangleng
Puas melihat goa Selomangleng, saat mau pulang ternyata sudah banyak orang berkumpul di panggung pertunjukan. Gue coba ikut liat karena penasaran. Pertunjukan ini dinamakan Mayangkoro Original, dan diadakan setiap hari Minggu ya. Bercerita mengenai dewi Kilisuci. Sopo iku ? Dewi Kilisuci ini keturunan dari raja Airlangga, yang puanjang ceritanya sampai ada sangkut pautnya dengan berdirinya kerajaan Kediri dan Jenggala, bla bla bla.... dan seterusnya, baca internet ya. Memang goa Selomangleng erat kaitannya dengan dewi Kilisuci karena konon di tempat ini dewi Kilisuci bertapa. Makanya di depan pintu masuk ada patung dewi Kilisuci.

Cukup dulu sejarahnya ya, saat asyiknya nonton Mayangkoro Original, hujan deras turun. Bres !!! Hujan angin sisan. Para penonton segera buyar, gue untungnya bawa payung, sebelum pertunjukan berakhir gue segera beranjak pulang. Setelah nunggu lama kok gak ada lyn lewat, gue tanya warga setempat. "Kalo sudah sore lyn nya jarang ada maksimal pukul 16.00". Matek kon ! Akhirnya gue jalan kaki lagi sampai lampu merah sambil sesekali berlindung dari hujan deras. Oh ya klik disini yang mau nonton Mayangkoro Original.

Tak berapa lama bis jurusan Bungurasih datang. Full bisnya ! Overload bis tapi mau gak mau tetap naik. Well, untungnya sampai di Kertosono gue bisa duduk. Memang perjalanan gue agak sedikit gila dan kadang tulisannya gak jelas, tapi inilah pengalaman gue. Semoga bisa terus ketemu di post selanjutnya. Adios my friend......


Salam Travel,
N.B Jangan lupa nonton video gue dan di subscribe ya. Author telat update karena kemarin lagi stres dan koneksi internet gue lemotnya minta ampun. Sampe ketiduran dan masih belum selesai upload.